Thursday, November 30, 2006

Seri Kesehatan

MENGAPA DARAH MENGENTAL ?

Ada satu pertanyaan yang masuk ke mailbox saya, yaitu "Mengapa harus minum air putih banyak-banyak..?"
Well, sebenarnya jawabannya cukup "mengerikan" tetapi karena sebuah pertanyaan jujur harus dijawab dengan jujur, maka topik tersebut bisa dijelaskan sbb:

Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari air.

Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%.Dua organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah :

OTAK DAN DARAH.. .!!!

Otak memiliki komponen air sebanyak 90%,
Sementara darah memiliki Komponen air 95%.

Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari.

Jumlah di atas harus ditambah bila anda seorang perokok.

Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi. Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 liter sehari...?

Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. Caranya...? Dengan jalan "menyedot" air dari komponen tubuh sendiri.Dari otak...?

Belum sampai segitunya (wihh...bayangkan otak kering gimana jadinya...), melainkan dari sumber terdekat : Darah. !!

Darah yang disedot airnya akan menjadi kental. Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar ketimbang yang encer.

Saat melewati ginjal [ tempat menyaring racun dari darah ] Ginjal akan bekerja extra keras menyaring darah. Dan karena saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal. Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu saat harus menghabiskan 400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah

Eh, tadi saya sudah bicara tentang otak ' kan...?

Nah saat darah kental meng alir lewat otak, perjalanannya agak terhambat. Otak tidak lagi "encer", dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen, Lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya..[ ya wajarlah namanya juga kurang makan...]

Bila ini ditambah dengan penyakit jantung [ yang juga kerjanya tambah berat bila darah mengental...],maka serangan stroke bisa lebih lekas datang

Sekarang tinggal pilih: melakukan "investasi" dengan minum sedikitnya 8 gelas sehari- atau- "membayar bunga" lewat sakit ginjal atau stroke.

Pilih...!

Sunday, November 26, 2006

Sisdur Bertengkar

Ini ada suatu cerita dari saudara kita mudah2 an akan bermanfaat bagi. Kita semua yang udah nikah, mau nikah, atau punya niat untuk nikah bertengkar adalah phenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata: "Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya !"
Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta. Yang jelas kita perlu menikmati sa'at-sa'at bertengkar itu, sebagaimana lebih menikmati lagi sa'at sa'at tidak bertengkar. Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja dihantarkan dalam! muatan emosi tingkat tinggi. Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.

Tulisan ini murni non politik, jadi tolong jangan tergesa-gesa menghapusnya Ketika saya dan si pencuri [hati saya] -- eh enggak koq dia tidak curi hati saya, malah saya kasihan dengan ikhlas dibarter hatinya yg tulus.

Pada awal bertemu dengan pencuri hati saya, setelah saya tanya apakah ia bersedia berbagi masa depan dengan saya, dan jawabannya tepat seperti yang diharap. Kami mulai membicarakan : seperti apa suasana rumah tangga ke depan. Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus dilakukan kala kita bertengkar, dari beberapa perbincangan hingga waktu yang mematangkannya. Tibalah kami pada sebuah Memorandum of Understanding, bahwa kalau pun harus bertengkar, maka:

1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama'ah. Cukup seorang saja yang marah marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama'ah, seorangpun sudah cukup membuat rumah jadi meriah. Ketika ia marah dan saya mau menyela, segera ia berkata "STOP" ini giliran saya! Saya harus diam sambil istighfar. Sambil menahan senyum saya berkata dalam hati : "kamu makin cantik kalau marah, makin energik ..." Dan dengan diam itupun saya merasa telah beramal sholeh, telah menjadi jalan bagi tersalurkannya luapan perasaan hati yang dikasihi... "duh kekasih .. bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu menjadi lega, maka dipadang kelegaan perasaanmu itu aku menunggu ...." Demikian juga kalau pas kena giliran saya "yang olah raga otot muka", saya menganggap bahwa distorsi hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, ia harus segera dibuang agar tak menebar kuman, dan saya tidak berani marah sama siapa siapa kecuali pada isteri saya :) Maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah. Pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama'ah, sebab ada sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama'ah selain marah :)

2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlipat masa (maksudnya masa lalu kita). Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab masa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah. Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita perlu menjaga harapan dan bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang pertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal dibangunnya. Kalau saya terlambat pulang dan ia marah, maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apapun kecamannya, adalah "ungkapan rindu yang keras". Tapi bila itu dikaitkan dgn seluruh keterlambatan saya, minggu lalu, awal bulan kemarin dan dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh. Bila teh yang disajinya tidak manis (saya termasuk penimbun gula), sepedas apapun saya marah, maka itu adalah "harapan ingin disayangi lebih tinggi". Tapi kalau itu dihubungkan dgn kesalahannya kemarin dan tiga hari lewat, plus tuduhan "Sudah tidak suka lagi ya dengan saya", maka saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa lalu, ups saya telah membunuhnya, membunuh cintanya. Padahal kalau cintanya mati, saya juga yang susah ... OK, marahlah tapi untuk kesalahan semasa, saya tidak hidup di minggu lalu, dan ia pun milik hari ini .....

3. Kalau marah jangan bawa bawa keluarga ! Saya dengan isteri saya terikat baru beberapa masa, tapi saya dengan ibu dan bapak saya hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Quran, seseorang itu tidak menanggung kesalahan fihak lain (QS.53:38-40). Saya tidak akan terpantik marah bila cuma saya yang dimarahi, tapi kalau ibu saya diajak serta, jangan coba coba. Begitupun dia, semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini selain dia, karenanya mengapa harus bawa bawa barang lain ke kancah "awal cinta yang panas ini". Kata ayah saya : "Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak". Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari ma'afnya dari pada ngambek pada yang tidak mengenal hati dan diri saya..". Dunia sudah diambang pertempuran, tidak usyah ditambah tambah dengan memusuhi mertua!

4. Kalau marah jangan di depan anak anak ! Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan kebencian. Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita, karena itu, mengapa mereka harus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tuanya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana ibunya. Membela ibu, tapi itu 'kan bapak saya. Ketika anak mendengar ayah ibunya bertengkar :

Ibu : "Saya ini cape, saya bersihkan rumah, saya masak, dan kamu datang main suruh begitu, emang saya ini babu ?!!!"
Bapak : "Saya juga cape, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan aku harus mencari lebih banyak untuk itu, saya datang hormatmu tak ada, emang saya ini kuda ????!!!!
Anak : "...... Yaaa ...ibu saya babu, bapak saya kuda .... terus saya ini apa ?"
Kita harus berani berkata : "Hentikan pertengkaran ! !" ketika anak datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata bahasa hati kita ???

5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat ! Pada setiap tahiyyat kita berkata : "Assalaa-mu 'alaynaa wa 'alaa'ibaadilahissholiihiin" Ya Allah damai atas kami, demikian juga atas hamba hambamu yg sholeh .... Nah andai setelah salam kita cemberut lagi, setelah salam kita tatap isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustaiNya, padahal nyawamu ditangan Nya. OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis maghrib harus terbukti Lho itu janji dengan Ilahi ..... Marahlah habis shubuh, tapi jangan lewat waktu dzuhur, Atau maghrib sebatas isya ... Atau habis isya sebatas....??? Nnngg .. Ah kayaknya kita sepakat kalau habis isya sebaiknya memang Tidak bertengkar ... :) Tapi yang jelas memang begitu, selama ada cinta, bertengkar anĂ­llala "proses belajar untuk mencintai lebih intens" Ternyata ada yang masih setia dengan kita walau telah kita maki-maki. Ini saja, semoga bermanfa'at, "Dengan ucapan syahadat dan ijab qabul itu berarti kita menyatakan diri untuk bersedia dibatasi". Selamat tinggal kebebasan tak terbatas yang dipongahkan manusia yang merasa pintar

Saturday, November 25, 2006

Seri Diskusi

QS 57 Al Hadiid :21

Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

QS 3 Ali Imraan : 133

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Ikhwan,

Yang saya tahu bahwa, saat ini (dialam lahir ini) ciptaan ALLAH yang dapat kita lihat, rasakan dan amati adalah “hanya” bumi dan langit dan segala isinya. Dengan kata lain “hanya” langit dan benda-benda yang ada didalamnya, atau “hanya” langitlah…. Tidak ada lagi ciptaan ALLAH selain itu, tidak ada lagi “ruang” selain itu.

Nah, dari ayat-ayat diatas, DIA menerangkan bahwa Syurga itu “seluas langit dan bumi”, lalu nanti dimana adanya Neraka (kan ruangnya sudah dipakai syurga) ?

Thursday, November 23, 2006

Assalaamu’alaikum,

Selamat bersua kembali blogger, udah lama rasanya nggak update. Maklum masih jadi kuli, bukan yang membayar kuli – so masih harus ngerjain tugas yang dibebankan, akhir tahun lagi….

Apa kabar nih….baik kan ya ? Syukur Alhamdulillaah…

Mau cerita seputar “menghilang” kemarin….

Lebaran tahun ini kami sekeluarga jadi tunggu komplek! Ngak kemana-mana. Sungguh bosan berhari-hari di rumah. 10 hari tanpa beranjak dari rumah, bayangkan……..! Padahal biasanya jalan tuh, Ciamis – Yogya – Klaten – Magelang – Klaten – Yogya – Ciamis – Jakarta. Nah…… Kemarin, kamar – depan – Mall – kamar lagi – tidur…. Bosan ya ?

Nggak pulang memang ke Ciamis karena kakakku yang nomor dua berencana mau pergi ke tanah suci (Ceu / Ua / Nini Een Ciamis), jadi awal Desember nanti kita mau pada ngumpul disana. Mudah-mudahan bias ngumpul, nikmat kalau udah ngumpul!

Sekarang soal kegiatan (2 anggota) keluarga..

OQ

Seperti yang udah ditulis di blog dulu, kuliah dia kelihatannya “tidak disitu” hatinya. Kayaknya dia sekedar “menjalankan kewajiban” belajar saja hari-hari ini. Kelihatannya makin hari makin nampak, sementara semester 6 udah didepan mata. Jurusan ekonomi tidak begitu, bahkan mungkin sama sekali tidak, menarik bagi dirinya. Kita sebagai ortu-nya jadi repot, maksa supaya seriuspun jadi sulit karena biasanya alasannya : “kan itu mamah yang mau oq disitu!” ?

So, sekarang kita ayun aja, dorong kemana dia mau tapi dengan catatan: Serius!

Dia lebih senang dunia design sekarang ini, design grafis. Kemarin dia minta dibeliin camera digital untuk bahan belajar design. Dia juga udah menerima order pembuatan buku atau album kenangan perpisahaan anak-anak SMA atau order dari mamahnya kalau kantornya lagi mau ada acara. Kemarin ini dia ikut lomba design di kampusnya. Yah, asal positif aja ya ?

Enca

Belum terlalu banyak berubah dari yang kemarin. Awal-awal tahun ajaran baru kemarin sih, rada gembira kita, kelihatannya agak pesat, eh….. mlorot lagi!

Bagaimana caranya menimbulkan rasa PD dia ya? Kayaknya kendala satu-satunya yang saat ini menghantui itu, ya itu… rasa PD! Begitu itu muncul, rasanya keluhan selama ini akan hilang dengan sendirinya, karena kecerdasannya seperti ada “tabir” yang menghalangi sehingga kecerdasan tersebut masih bersemayam saja didalam dirinya, belum keluar.

Any suggestion?