Saturday, May 12, 2007

Seri Diskusi

Musa, Adam dan Iblis

Saya sering mendengarkan penceramah Muslim bercerita tentang Nabi Musa (as.) yang minta izin untuk melihat Tuhan. Dijelaskan kepada Nabi Musa (as.) bahwa dia tidak akan sanggup melihat Tuhannya. Bisa saja Allah swt. berhenti dengan pernyataan itu saja, akan tetapi Allah malah melakukan lebih dengan memberikan “bukti” kepada Nabi Musa (as.). Allah mulai menampakkan diri di belakang sebuah gunung, dan pada saat cahaya dari Allah baru mulai kelihatan maka gunung itu meledak karena tidak tahan terhadap cahaya dari Allah. Nabi Musa (as.) jatuh pingsan karena ternyata dia juga tidak sanggup melihat cahayanya Allah, apalagi Allah sendiri.

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung kepadanya), berkatalah Musa:"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman:"Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata:"Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang pertama-tama beriman".

(Surah A’raaf, QS. 7:143)

Kejadian ini memberi kita pengertian bahwa manusia tidak bisa melihat Tuhan karena kita memang tidak sanggup. Di sini saya akan memberikan satu alasan yang insya Allah akan menjelaskan tentang kenapa kita tidak bisa melihat Tuhan yang Maha Esa, dan bagaimana hal itu merupakan rahmat bagi kita semua. Kita mulai dari waktu Nabi Adam (as.) diciptakan, dan Allah perintahkan semua malaikat untuk bersujud kepadanya sebagai suatu tanda kehormatan.

11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". 13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (Surah Al-A’raf, QS. 7:11-13)

Dalam ayat ini kita diperkenalkan dengan suatu mahluk yang tidak mau bersujud dan menunjukkan kesombongannya karena dia berani membantah dengan Allah swt. dan mengatakan bahwa dirinya lebih baik dari Nabi Adam (as.). Mahluk ini dinamakan Iblis di dalam Al Qur’an. Setelah membantah dengan Tuhan yang Maha Esa dan menolak perintahnya, dia menjadi mahluk yang pertama yang dikutuk untuk selama-lamanya. Kejadian ini sangat istimewa karena ini pertama kali (setahu kita) bahwa seorang mahluk dikutuk untuk selama-lamanya. Dan sekali lagi kejadian ini juga istimewa karena pengutukan sepanjang masa ini juga tidak terulang lagi di dalam Al Qur’an.

Allah berfirman:"Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,
dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".

(Surah Al-Hijr, QS. 15:34-35)

Yang bisa kita pertanyakan adalah kenapa Iblis langsung kena kutukan dari Allah swt. dan kemudian hukuman dari Allah itu ditangguhkan sampai hari kiamat? Pada saat dinyatakan sebagai mahluk yang terkutuk, sangat menarik bahwa Iblis tidak berprotes. Dia tidak menuduh bahwa Tuhan tidak adil. Tidak ada bantahan Iblis di dalam Al Quran bahwa dia tidak bersalah dan tidak pantas mendapat hukuman yang begitu berat. Kalau seorang manusia kena hukuman yang sama, saya kira orang mana saja pasti akan berprotes dan mencari jalan keluar dari hukuman tersebut. Sebaliknya, Iblis ternyata langsung menerima hukumannya, tetapi dengan memohon agar hukuman itu ditangguhkan sampai hari kiamat supaya ada waktu untuk menyesatkan manusia.

14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". 15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." 16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
(Surah Al-A’raf, QS. 7:11-16)

Yang jelas, Iblis mempunyai keinginan untuk mengajak bani Adam mengikutinya masuk neraka, supaya dia bisa membuktikan kepada Allah swt. bahwa dia memang lebih baik daripada Adam (as.) atau paling sedikit supaya dia bisa membuktikan bahwa Adam (as.) dan ummatnya hanya sederajat dengan Iblis dan tidak lebih.

Sekarang, ada suatu keadaan yang menarik. Allah swt. telah mengutuk Iblis, tetapi daripada langsung membuangnya ke dalam neraka, Allah malah memberikan waktu kepadanya untuk menyesatkan manusia yang mau mengikutinya. Kalau kita percaya bahwa Allah swt. selalu mengetahui semua hal yang akan terjadi, berarti Allah juga tahu bahwa Iblis akan menunjukkan kesombongannya, menjadi mahluk terkutuk, dan kemudian akan diberi waktu untuk menyesatkan manusia yang mau mengikutinya. Kalau hal itu memang benar, berarti kita harus menerima kenyataan bahwa adanya Iblis dan pengikutnya, dan pengaruh mereka terhadap manusia adalah suatu hal yang diketahui Allah sebelum menciptakan jin atau manusia. Dan karena hal ini diizinkan Allah, berarti pasti ada hikmahnya.

Kita bisa menerima kenyataan bahwa semua ini berlangsung sesuai dengan rencana Allah karena semua hal selalu berlangsung sesuai dengan rencana Allah. Sekarang kita bisa melihat sebuah hubungan khusus antara manusia dan Iblis yang akan menyesatkan manusia, dimulai dari Nabi Adam (as.) sendiri. Allah tahu bahwa Iblis akan mempengaruhi Adam (as.) dan Allah memang mengizinkan kejadian itu. Soalnya, kalau kejadian itu tidak sesuai dengan rencana Allah dan tanpa izin Allah, maka bagaimana mungkin hal itu bisa terwujud? Bukankah Allah yang berkuasa atas segala-galanya?

Katakanlah:"Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Ali Imran:29)

Sekarang, di dalam sorga, ada Nabi Adam (as.) bersama Hawa dan juga Iblis! Iblis telah dikutuk dan tidak lagi memiliki tujuan hidup kecuali menyesatkan keturunan Bani Adam supaya sebanyak mungkin akan menemaninya masuk neraka. Dengan izin Allah swt. (karena tidak mungkin terjadi tanpa izin Allah) Iblis bisa masuk sorga untuk mengganggu Adam (as.) dan Hawa. Dan dia berhasil. Dia meyakinkan mereka untuk makan buah yang terlarang, yang menyebabkan mereka dikeluarkan dari sorga dan ditempatkan di bumi.

35. Dan Kami berfirman:"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:"Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".
(Surah Al-Baqarah, QS. 2:35-36)

Dalam contoh ini, kesalahannya Iblis hanya satu dan sebagai akibatnya, dia dikutuk sepanjang masa. Kesalahan Nabi Adam (as.) dan Siti Hawa juga hanya satu, dan sebagai akibatnya, mereka dikeluarkan dari sorga tapi tidak dikutuk sepanjang masa. Kenapa ada perbedaan dalam kedua kasus ini? Kalau Allah Maha Adil maka harus ada keadilan di dalam keputusannya ini. Kenapa Nabi Adam (as.) dan Iblis menerima hukuman yang berbeda sebagai akibat dari kesalahannya?

Mungkin suatu hal yang mempengaruhi hukuman dari Allah ini adalah kenyataan bahwa hanya Iblis yang membantah dengan Allah. Pada saat Adam (as.) dan Siti Hawa diberitahu bahwa mereka telah berbuat salah, mereka bertaubat dan mohon ampun. Iblis tidak. Dia tidak mau bertaubat dan tidak pula minta ampun.

37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(Surah Al Baqarah, QS. 2:37)

Drama ini antara Iblis dan Nabi Adam (as.) telah terjadi sebelum kita lahir, tetapi Allah memastikan bahwa kita mengetahui kejadian ini lewat ayat-ayat yang dilestarikan di dalam al Qur’an. Kenapa? Mungkin ada sebuah hikmah di belakang cerita tersebut, sebuah hikmah yang akan membantu kita lebih memahami Allah atau menjadi lebih dekat kepada-Nya.

Pertama adalah kasusnya Iblis. Pada saat Allah perintahkan semua malaikat bersujud kepada Adam (as.), Iblis menolak dan membantah dengan Allah. Dia menyatakan bahwa dirinya lebih baik dari Adam (as.) karena dia dibuat dari api padahal Adam (as.) dibuat dari tanah. Menurut Iblis, api lebih baik dari tanah, jadi dia menolak untuk bersujud. Kesombongan ini diikuti dengan sebuah kejadian yang lebih serius lagi. Sudah cukup berbuat salah dan menentang Allah swt., Iblis membuat keadaanya lebih buruk lagi dengan tidak langsung bertaubat dan minta ampun, seperti halnya Adam (as.) dan Hawa. Iblis melawan Allah seperti prajurit yang melawan “musuhnya”. Tanpa merasa bersalah. Tanpa merasa harus minta maaf. Apapun yang dia pikirkan adalah benar menurut dia. Iblis menunjukan sebuah sikap dan dia siap bertanggungjawab 100% atas sikap itu. Tidak ada yang mempengaruhinya. Tidak ada yang membujuknya untuk berbuat salah. Hal ini berbeda dengan kasus Adam (as.), di mana Adam (as.) dipengaruhi Iblis dan oleh karena itu bisa dikatakan bahwa dia tidak bertanggungjawab 100% atas kesalahannya. Iblis berbuat salah dan bertanggunjawab 100% atas kesalahan itu dan dia juga menerima hukumannya 100% tanpa pengampunan atau suatu kekurangan dari hukuman tersebut.

Kedua adalah kasusnya Nabi Adam (as.). Nabi Adam (as.) adalah manusia pertama dan sebagai seorang manusia, dia memiliki semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kita semua. Allah telah memberikan ilmu kepadanya dan juga memberikan kebebasan kepadanya. Nabi Adam (as.) bebas untuk memilih, dan dalam kasus di atas, dia memilih yang salah. Dia dipengaruhi Iblis dan dia memilih suatu tindakan yang sebelumnya tidak dipikirkan. Hanya pengaruh dari Iblis yang membuatnya menjadi orang yang berdosa. Tetapi, setelah dinyatakan sebagai orang yang berdosa dia bertaubat dan mohon ampun. Dan hal inilah yang membuatnya berbeda dengan Iblis. Dia bersedia untuk mengakui kesalahannya itu dan mau mohon ampun dari Allah swt.. Allah menagampuni Adam (as.) dan tidak menjatuhkan kepadanya hukuman yang berat seperti yang diberikan kepada Iblis. Akan tetapi, Adam (as.) dikeluarkan dari sorga dan ditempatkan di dunia. Sekarang, semuanya sudah siap untuk menjalankan rencana Allah: sebuah ujian bagi setiap manusia. Bagi yang memilih untuk beriman, ada kesempatan untuk kembali ke sorga. Bagi yang tidak mau beriman, ada tempat satu lagi yang telah disediakan.

-------------------------------------------------------------------------

Diskusi :

Kajian yang menarik dari seorang Gene Netto, muallaf dari Selandia Baru yang telah menetap di Indonesia selama 10 tahun.

Dia mengkritisi ttg. hukuman yang dijatuhkan ALLAH kepada iblis karena menentang perintah ALLAH untuk sujud kapada Adam a.s. Iblis berargumen bahwa dirinya diciptakan ALLAH dari api yang menurut dirinya api lebih mulia dari tanah. Gene Netto menyebutkan bahwa, semua kejadian di alam semesta ini tak akan luput dari ALLAH swt. atau kata lain bahwa semua itu adalah rencana ALLAH swt.

Pendapatku, Iblis tidak tahu, bahkan Malaikat-pun tidak tahu bahwa semuanya ini sebenarnya sudah termasuk dalam skenario ALLAH yang akan menjadikan mahluk di bumi.

Ingat ayat Al Qur’an tentang firma ALLAH kepada para Malaikat QS 2:30 :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Jadi sebenarnya, menciptakan Adam a.s. dan menempatkan Adam a.s. di syurga hanya sebatas sementara saja, dan sengaja didampingkan dengan Iblis supaya Adam a.s. tergoda oleh bisikan Iblis yang menyesatkan. Pada hakikatnya jauh sebelum itu, ALLAH punya rencana untuk menciptakan makhluk yang nantinya akan ditempatkan di bumi dan akan menerima amanah ALLAH untuk menjadi khalifah di bumi, makhluk lainnya tak ada yang sanggup menerima amanah tersebut dan......makhluk yang namanya manusia lah menyatakan sanggup menerimanya.

QS 30:72 : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,

Jadi, sengaja ALLAH membuat sifat iblis itu sombong supaya dia membangkang terhadap perintah sujudnya dia kepada Adam a.s. Skenario inilah yang dibuat ALLAH untuk menempatkan manusia di bumi.

Atas kesombongan itu Iblis dikutuk, atas kutukan itu Iblis bersumpah untuk menjerumuskan manusia, atas sumpah Iblis itu manusia terjerumus kelembah yang hina sehingga karenanya jadi bersama-sama Iblis masuk neraka. Jadi itu sebetulnya sudah dalam rencana ALLAH! Untuk terhindar dari bencana itu, ALLAH membuat buku “manual” bagi manusia dalam menjalani hidupnya yaitu berupa Al Qur’an yang mulia, agar manusia terhindar dari bujukan Iblis yang menyesatkan.

Subhanallah, beruntung aku dilahirkan dan ditaqdirkan untuk menjadi muslim. Mudah-mudahan taqdir ini berjalan dan DIA tidak memalingkan aku daripadaNYA setelah IA meng-iman-kanku kepadaNYA, sampai aku dipanggilNYA kelak.......

Ya ALLAH, teguhkanlah imanku dan janganlah engkau palingkan aku sesudahnya...........Amin.