Nunung,
Nunung, harap engkau jangan salah mengerti, ibu disini bulan sebagaimana ibu kandung, peran engkau di Ciamis layaknya seperti ibu semasa masih ada. Engkau sibuk manakala mendapat berita aku mau mudik, engkau sibuk manakala mendapat berita kakak sulungmu mau mudik, mungkin juga sibuk manakala mendengan siapapun yang di luar
Nunung, aku sangat-sangat kehilanganmu………. Kehilangan figur pengganti ibu……..
Maafkan Ang Dudung yah…..
Ang Dudung yang telah sedemikian banyak merepotkanmu!
Sungguh Nung, Ang Dudung ini bicara dengan sebenarnya, setulusnya, apa adanya…….
Betapa banyak Ang Dudung berhutang padamu…. Betapa banyak Ang Dudung membuatmu menjadi sibuk, pusing bahkan saat terakhir engkau merasa disalahkan sama Ang dudung gara-gara Ang Dudung telat menjawab sms-mu. Mana mungkin Ang Dudung marah padamu? Nggak mungkin adikku……
Maafkan Ang Dudung…..
Maafkan Ang Dudung, Ang Dudung hanya mampu berbuat seperti ini…… Bener, Ang Dudung iri pada sikapmu, pada kebiasaanmu, pada sifatmu, pada tabiatmu.
Nunung, dihadapan Ang Dudung engkau begitu sempurna, baik, tulus, ikhlas… Nung, Ang Dudung tak punya itu semua………
Kini engkau telah meninggalkan kami, engkau telah pulang kepadaNYA. Engkau telah bahagia karena jejakmu telah nyata penuh dengan amal kebaikan yang ikhlas yang tak semua manusia mampu berbuat seperti itu. Berbahagialah Nung disisiNYA. DIA tidak pernah ingkar akan janjiNYA, setiap amal perbuatan baik yang ikhlas apalagi didasari karena iman dan islam, akan mendapat ganjaran yang setimpal. Nunung yakin
Engkau telah selesaikan semuanya Nung sebelumnya…….
Project dariku tentang pembuatan benteng pemisah antara rumah ibu dangan rumah sebelah yang rusak akibat hantaman angina putting beliung baru-baru ini. Project dari Pondok Gede untuk memperkuat bibir kolam agar tidak roboh dan project-project yang lain dan ternyata selesai pada waktunya yang…………. Ternyata itu adalah karya terakhirmu!
Aku teringata saat aku pulang “Lebaran Haji” persis akhir tahun 2006 lalu. Begitu sampe di rumah nampaknya engkau sedikit khawatir engkau tidak bisa “men-serve” kami dengan baik, sampai-sampai engkau bilang : “Ang Dung, kumaha nya, bade bobo dimana? Nunung meureun teu tiasa maturan,
Begitu khawatirnya engkau mengecewakan kami yang datang dari
Nung, Ang Dudung pulang ke Ciamis bukan mengharap apa-apa darimu, tidak, sama sekali tidak. Aku tahu, engkau sudah berusaha maksimal, aku tahu itu. Tapi Ang Dudung pulang karena mau lihat motong sapi qurban karena
Sebentar lagi kakakmu akan mantu, tentu saja dia telah berdiskusi denganmu karena engkau adalah partner yang sangat cocok bagi dia dan juga engkau. Kayaknya kalian berdua telah sedemikian erat sehingga diantara kalian bisa saling curhat tentang hal apa saja. Tentu, kakakmu merasa sangat kehilangan dengan kepergianmu.
Sebetulnya banyak sekali kenangan atasmu yang ingin aku tulis disini, tapi dimulai dari mana dan atau diakhiri dimana tentang engkau? Aku sulit memulainya karena begitu banyak yang aku harus tulis dan aku tak mampu melakukan itu……
“Ya ALLAH terimalah dia dengan segala kebaikanMU, segala ridhaMU atasnya, terimalah semua amal ibadahnya, pertinggilah derajatnya, ampunkan segala dosanya dan masukkan ia kedalam syurgaMU.”