Wednesday, January 06, 2010

Nengok Mbak Atiek

Setelah semalaman begadang nggak tidur karena malam tahun baru, paginya kita berangkat ke Klaten ber 13, pake 2 kendaraan.
Malam itu bener-bener blas nggak tidur, selepas Isya menghadiri undangan Pak Nazir, ngobrol-ngobrol, ngobrol ringan saja dimalam tahun baru sampai jam 23.00 - pulang. Di rumah rupanya tetangga juga lagi ngobrol di depan rumah sambil bakar jagung dan ikan laut, ngobrol lagi sampai jam 02:00 dinihari. Giliran mau tidur, kudu nungguin Reza dan temennya yang baru bubar sekitar jam 03:00. Setelah nganter temennya Reza ke Jatibening, sampai rumah udah jam 04:30 dinihari, mau tidur tanggung. Akhirnya ngaji sambil nunggu subuh, lantas subuh di Masjid, begitu pulang subuh harus siap-siap berangkat.

Berangkat 1/1/10 pagi sekitar jam 06:30 kearah Jatibarang, jemput Mr Sudarmanto + nyonya, jumlah orang bertambah dua. Walhasil ada 2 orang yang harus duduk di bagasi! Kemudi digantikan OQ yg sepanjang jalan berusaha tidur. Dipikir perjalanan Jatibarang – Klaten waktu lebaran kemarin yang makan waktu 11 jam itu karena macet lebaran, ternyata hari biasa juga jam tempuh itu sama. Masya ALLAH…. Cape deh… Kalau berombongan, jalan jauh jadi seneng, rame. Karena hari itu adalah hari Jum’at, kita berenti di daerah Brebes, Jum’atan disitu, bubar Jum’atan, langsung buka bungkusan di Depan Masjid untuk makan siang, cuek aja….

Kelar makan siang, hujan deres, kita lanjut ke Klaten lewat Prupuk, perjalanan yang harus ditempuh kurang lebih sekitar 400 km. Jalannya kecil, kebanyakannya hanya cukup untuk 2 kendaraan saja, lewat-lewat tengah sawah yang lagi panen bawang merah. Sekitar jam 15:15 isi bensin di daerah sebelum Purwokerto. Lanjut dan sampai di tujuan jam 21:00. Cape dan setelah sholat Isya, langsung tidur….

Esoknya baru lihat kondisi kakaknya istri, Masaya ALLAH kasihan sekali. Setelah didera sakit tumor ganas di rahimnya selama 5 tahun ini, nampaknya kondisi beliau ini cukup kuat (bahkan mungkin hebat menurutku), berulang kali keluar masuk rumah sakit, chemo dll. Berulang kali juga sembuh dan berulang kali pula jalan ke Bekasi. Kali ini nampaknya kumat dengan tingkat kumat yang serius. Badannya benar-benar hanya tinggal tulang dibungkus kulit saja, kecil sekali. Istri bawa alat ukur tensi darah sampai nggak bisa dipakai karena lengannya kekecilan untuk melingkarkan sabuk tekanan darahnya. Kecil banget….

Malamnya semua isi rumah kumpul di kamar beliau, berdo’a – ngaji yasin dan mengeluarkan isi hati dan perasaan si sakit supaya hatinya plong. Alhamdulillah, nampaknya setelah itu hati dan perasaannya sedikit plong sehingga jadi banyak senyum dan makanan bisa masuk. Mudah-mudahan tambah sehat ya mbak….

Pulang ke Bekasi lewat jalur selatan karena mau nyekar ke makam ibu, sekitar jam 17:00 baru mencapai Ciamis. Cuman agak khawatir juga sebelumnya karena saat melintas daerah Bojong, hujan lebat! Gimana nanti di makam ? Lucunya, karena waktu itu ngantuk-ngantuk, begitu melek lihat tulisan “Departemen Kehutanan” sebelah kiri jalan, lantas :”Q, stop disini, makam Nini kelewatan, balik!”. Setelah memutar dan masuk komplek Departemen kehutanan itu, rada bingung juga karena koq jadi begini? Tempat parkirnya beda, tidak ada tanah lapang disana. Suasananya berubah, ada beberapa rumah diatas dan yang lebih mengagetkan, ada lapangan tenis! Wah, hebat juga perkembangannya wilayah makam ini, padahal beberapa waktu lalu belum ada…? Yang membuat rada yakin adalah, saat nanya ke ballboy di lapangan tenis, dia bilang bener ada kuburan kecil diatas, Tanya aja diatas ada rumah koq katanya.
Ternyata setelah ditanya diatas, disini TIDAK ADA makam atau kuburan katanya. Hah ? “Bapak mau kemana ?” tanyanya.
“Saya mau ke kuburan ibu saya”
“Dimana?”
“Mukalam”
“Oh…. Ini bukan Mukalam, ini Pamalayan. Bapak masih jalan lagi kearah kota….”
Ternyata, salah pintu masuk…………

Setelah keluar dan jalan lagi, sampailah di makam ibu, untung nggak hujan disini, cuman gerimis saja. Karena takut hujan, setelah yasinan dan tahlil, kita langsung lanjut ke Bekasi.
Lewat depan “rumahku” dulu, sedih juga sih menatap rumah tempat aku dibesarkan bersama seluruh saudara kandung yang lain. Sekarang setelah dijual katanya dipakai untuk warnet, mungkin sebelum diiisi penuh kali.

Target berikut adalah makan malam di Limbangan : “RM Sarmila”, bernostalgia, saban pulang ke Ciamis selalu makan disini. Enak, khas sunda dan kita duduk di atas kolam yang ikan masnya gede-gede banget. Makanan favorit : nasi timbel! Isinya : nasi timbel, ayam goreng, jambal roti, sayur asem, tahu goreng, tempe goreng, lalapan dan sambal. Hm....
Jam 18:30 sampai, hampir 2 jam disini, sholat, makan, istirahat, leyeh-leyeh.
Sampai rumah jam 23:00. Alhamdulillah sampai dengan selamat. Tidur…