Tuesday, June 06, 2006

Ayah dan Ibu

Harta warisan yang paling berharga dari ayah dan ibu ketika beliau-beliau wafat adalah :

. Pendidikan yang diperoleh sehingga kita mengenal bahwa tuhan itu adalah ALLAH dan hanya DIA lah yang harus disembah selama hidup kita.
. Rasa kebersamaan dan silaturrahim.
. Saling menghargai sesama manusia

Nah, aku sebagai pribadi rasanya bersyukur banget bahwa aku dan seluruh keluarga besarku yang 9 orang itu dapat asuhan dan pendidikan dari ibu yang sangat komprehensif sehingga kita akur, rutin ketemu, saling tolong dengan ikhlas dan sering saling kunjung atau just say “assalamu’alaikum” baik itu secara langsung via phone atau via sms atau bahkan via email dan lainnya sehingga jarak fisik yang jauh jadi kurang berarti bila komuniksi jalan.

Aku benar-benar merasa beruntung jadi anaknya ibu dan ayahku yang sedemikian mampu mengasuh kita yang sembilan sehingga jadi seperti sekarang ini. Banyak contoh disekitar yang jadi cermin, daripadanya aku menarik kesimpulan (bahkan aku alami sendiri) bahwa ternyata mendidik itu sulit, sulit sekali. Aku cuman punya dua aja udah sulit, apalagi sembilan ? Subhanallah, ibu/ayah terima kasih…

Sewaktu beliau wafat baru-baru ini, kita ngumpul komplit 9 orang berikut para pasangannya beberapa hari di kampung, silaturrahim, bertukar cerita – pengalaman – dan masukan-masukan lain yang sungguh sangat bermanfaat. Makanya aku bilang sama saudaraku yang lain, sungguh ini warisan yang sangat besar dan tak ternilai harganya yang diwariskan kedua orangtua kita kepada kita semua. Nikmat sekali rasanya bisa berkumpul lengkap karena aku mambayangkan sepeninggal beliau berdua rasanya mungkin agak sulit kumpul bareng lagi, namun demikian aku berharap bahwa hal itu tak akan terjadi, mudah-mudahan kumpul-kumpul bersama itu tidak sebatas ketika orangtua masih ada saja.

Kepada siapapun yang bisa baca ini yang kebetulan ortunya masih ada, saranku : hormatlah kepada mereka, perlakukan mereka dengan baik, sayangi mereka, senangkan mereka dan buat mereka ikhlas sehingga mereka ridho kepada kita. Kalau itu terjadi, dan disamping itu tentu saja kita taat beribadah kepadaNYA yang mana kita mengenal DIA itu dari hasil bimbingan dan pendidikan yang kita terima dari mereka, alangkah indah dan bahagianya hidup kita, sekarang ataupun kelak. Kenapa ? Karena sekali kita dapat ridho dari kedua orangtua kita, kita akan juga dapat ridho dariNYA. Mau apalagi kalau sudah begitu ? Syurga balasannya !

4 comments:

Anonymous said...

Assalamu`alaikum wr wb

Apakabar Mang Dudung. Mudah-mudahan masih ingat sama Sabar. Maaf juga..., sampai saat ini, Sabar baru sekali ketemu Mang Dudung, sekitar bulan Agustus 2000 di rumah Bi Yatik. InsyaAllah nanti, jika telah selesai studi di Jepang, akan bersilaturahmi kepada semua family.

Membaca blog Mang Dudung, senang sekali karena banyak memberikan inspirasi bagaimana menjadi seorang anak yang baik dan berbakti , juga bagaimana kita menjadi orang tua yang baik dalam mendidik anak. Alhamdulillah..., Sabar bisa membaca tulisan-tulisan Mang Dudung yang bermutu ini.

Tentang warisan yg sangat berharga..., Sabar jadi teringat ketika baru masuk S-1 di Unibraw, Bapak bilang gini..., "Bapak dan Ibu nggak punya harta untuk di wariskan pada kalian, tetapi Bapak dan Ibu akan memberikan pendidikan terbaik utk di wariskan pada kalian".

Gitu dulu Mang Dudung.., salam untuk semuanya
Wassalamu`alaikum

Herli Salim said...

Ang Dudung yang baik,
Wah seneng rasanya bisa silaturakhmi lewat dunia maya. Tolong salamkan ke sodara yg lain spy kita bisa trus jalan silaturakhmi.
Salam dari Melbourne.
Aang Herli Salim

Mbu said...

Ang dudung, ieu ani, putrana amang kertasari. Bingah tuasa tepang dina blog ieu...

Herli Salim said...

Mugia Ua sadaya dijantenkeun muslim oge muslimah anu dipaparin ganjaran anu teu seep-seep, sareng ditampi iman - islamna. Hayu urang teras doakeun supados sepuh urang sadaya teh janten umat Kanjeng Nabi anu teras kenging sapaat boh di dunia oge kitu deui di aherat.
Amin,
HS