Wednesday, June 07, 2006

Resonansi Hati

Rasulullah yang mulia dalam hadistnya menyampaikan bahwa : didalam tubuh manusia terdapat segumpal darah (sebesar kepalan tangan), bilamana baik darah tersebut maka baiklah orang tersebut, sebaliknya bila rusak darah tersebut maka rusak pulalah orang tersebut.

Dari hadist rasulullah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hati memegang peran yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia, disadari atau tidak. Dari hati akan lahir perubahaan2, baik perubahan kearah yang baik maupun perubahan kearah yang buruk. Hati mampu membuat orang menjadi tunduk patuh terhadap nilai2 atau aturan yang ditetapkan oleh tuhan maupun manusia, tapi sebaliknya hatipun mampu membuat manusia menjadi monster yang sangat ditakuti. Hati mampu membuat seorang manusia lebih tinggi derajatnya melebihi malaikat dan sebaliknya mampu juga menurunkan derajatnya lebih rendah dari binatang. Hakikatnya, hidup manusia sangat dikendalikan atau dipengaruhi oleh hati dan pikiran.

Sebagaimana diketahui, hati terbuat dari segumpal darah yang bentuknya sebesar kepalan tangan. Ia pada dasarnya lembut, lembek dan peka terhadap getaran frekuensi. Dalam dunia fisika, sebuah benda yang terdiri dari bahan yang lembut, dia akan mampu menerima dan memantulkan frekuensi sekecil apapun. Frekuensi tinggi atau bahkan sangat tinggi menghasilkan suara yang lembut bahkan tidak terdengar dan suara yang keras malah memiliki frekuensi yang rendah, cenderung kasar. Makin halus getaran, makin tinggi frekuensinya, sebaliknya makin rendah suaranya, makin kasar frekuensinya.

Logikanya, manusia sesungguhnya secara kodrat mampu menerima getaran atau frekuensi halus tuntunan baik dari ALLAH, rasul dan contoh2 perilaku baik disekelilingnya dan menolak getaran2 kasar lawannya. ALLAH dalam Al Qur’an berfirman bahwa, manusia yang beriman akan bergetar hatinya manakala dia mendengar nama ALLAH disebutkan dihadapannya. Tanda manusia hidup adalah manakala dia dicubit, dia akan merasa sakit, teriris juga akan merasa sakit. Kebalikannya adalah bila seseorang dicubit, diiris atau dipukul tapi dia tidak merasa sakit sakit, dipastikan sesuatu telah terjadi padanya. Mungkin dia lagi sakit saraf perasanya atau bahkan dia telah mati secara keseluruhan atau nyawanya telah terlepas dari raganya. Nah, demikian juga dengan hati, bila hatinya diingatkan tentang perbuatannya yang tidak baik atau disindir tentang perilakunya yang salah tapi dia tetap saja melakukan hal-hal yang salah, itu artinya hatinya telah mati. Atau, bila hatinya telah mati, dia tak akan lagi mampu menerima getaran-getaran halus, getaran-getaran yang baik karena hatinya telah sedemikian mengeras, mungkin bahkan sudah membatu. Benda keras, sekeras batu tak mampu atau sulit meresonansi getaran halus….

Secara fisik, frekuenasi yang mampu didengar telinga manusia adalah terbatas yaitu antara 20 hertz sampai 20,000 hertz. Artinya telinga kita tak mampu mendengar getaran frekuensi dibawah 20 hertz dan diatas 20,000 hertz. Ingat lagu-lagu yang dikompres sedemikian rupa dengan format mp3 ? Program ini mampu mengkompres lagu sampai tinggal hanya 10 % dari ukuran aslinya ! Apa yang terjadi sehingga mampu menjadi kecil ukurannya ? Salah satu diantaranya adalah dengan cara menghilangkan atau membuang frekuensi yang dibawah 20 hertz dan diatas 20,000 hertz ! Karena toh memang percuma, telinga kita tetap tak akan mampu mendengar.

Kembali ke soal frekuensi, suara yang kita dengan adalah dalam rentang 20 sampai 20,000 hertz. Ilmu fisika mengatakan bahwa cahaya memiliki frekuensi lebih tinggi ketimbang suara. Frekuensi cahaya ada di kisaran 108 hertz Rasanya kuping kita tak akan mampu mendengar frekuensi ini. Gilirian hati yang kita tanya, apakah mampu hati kita menerima frekuensi setinggi itu ? Bila kita bersandar pada ketentuan ALLAH, beriman kepadanya dengan sepenuh hati, setulus hati, berserah diri dengan total, hal ini dapat saja terjadi, karena hanya hati yang mampu melakukan ini! Bayangkan, bila hati kita telah mampu menerima geteran halus tersebut, itu artinya hati kita telah mampu menerima cahaya. Sekarang, dalam Al Qur’an ALLAH berfirman bahwa, sesungguhnya firman ALLAH berupa cahaya, disamping itu ALLAH adalah nuurus samaawaati wal ardh. Apa artinya ini ? Itu berarti firman ALLAH memiliki frekuensi yang sangat tinggi sehingga menjadi lembut. ALLAH memang maha lembut, maha sayang, maha kasih dan lain sebagainya. Nah, apabila kita secara khusuk berdo’a ditengah malam misalnya, suara kita lirih lembut ketika kita sedang berdo’a, itu artinya kita sedang memproduksi cahaya yang akan melesat ke haribaan ALLAH dengan kecepatan cahaya, 300,000 km per detik ! Nikamat sekali kalau sudah demikian, nikmat....
Kemudian, apa hasilnya ? Bila seseorang telah mampu menerima nur/cahaya ALLAH, dipastikan dia akan berperilaku baik, santun, lemah lembut, sejuk dll. Itulah sebabnya bila seseorang telah mencapai hati yang sederajat dengan itu, bila kita dekat dengan dirinya kita akan merasa tenang, merasa sejuk, merasa teduh dll. Pandangannyapun terasa sejuk, nyaman dan merasa aman didekatnya.

Sehubungan dengan itu, kita yang berkeinginan menjadi manusia yang baik, sudah sepantasnya kita dapat menjaga atau bahkan meningkatkan derajat hati kita dari hari kehari. Insya ALLAH, bila demikian halnya kemorosotan moral bangsa saat ini dapat dihadang. Oleh karena itu, kita semua berupaya menyiapkan hati kita agar senantiasa hati kita siap dan mampu menyerap, mendengar dan atau menerima getaran2 halus, getaran2 yang akan membuat kita menjadi sejuk, tenang, tawadhu dan tentunya membawa manfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
Amin…

1 comment:

Herli Salim said...

Iya bener itu, makanya orang yg dekat dengan Alloh ia akan sangat sibuk dgn urusan agama. Artinya ia banyak manfaatkan waktunya-semaksimal mungkin- ada dalam jalur agama, misalnya bibirnya senantiasa basah dgn dzikurllah. Sanes kitu ? Tabik buat Ang Dudung atas tulisannya!