Thursday, July 20, 2006

Musibah itu adalah teguran ALLAH....?

Hari itu adalah hari Senin 17 Juli 2006.

Setelah selesai induksi karyawan baru tentang peran IT BO Cikarang di ruang HRD Cikarang, siangnya sekitar jam 12.10 aku berangkat ke Cempaka Putih untuk rapat disana. Sebelumnya aku sempat update blog dulu sebentar.

Biasanya jarak tempuh Cikarang – Cempaka Putih yang berjarak 50 km, secara teori, bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam. Tapi namanya Jakata, seringnya teori tinggal teori, kenyataan kadang jauh dari teori. Setelah aku ngebut ke Cempaka Putih, meeting scheduled start jam 13.00, sampe disana terlambat sekitar 5 menit, itupun karena aku harus isi bensin dulu.
Begitu sampe, acara belum dimulai! Ujung-jungnya meeting baru dibuka jam 14.00. Kesel kan, udah ngebut abis-abisan, acara baru dibuka jam 14.00 !

Kurang lebih jam 15.00 lewat, tiba-tiba salah seorang peserta teriak, “Kita enak-enak meeting, diluar sana orang lagi ribut campur ketakutan dan pada lari keluar gedung. Ada Gempa!”
Kita jadi saling pandang satu sama yang lain, gempa ? Koq kita gak merasakan sesuatupun ? Aku buru-buru sms istriku di daerah Jl Gatot Subroto, ada gempa ? Beberapa menit kemudian dia balas, memang ada dan kita disuruh keluar gedung.! Pusat gempa di Pangandaran dengan kekuatan 6.2 skala Richter. Astagfirullah, itu berarti di Ciamis! Buru2 aku sms ke adikku disana, eh dia malah heran, ada gempa ? Syukur Alhamdulillaah kalau begitu, artinya gempa tidak sampe ke daerah Ciamis kotanya, dia melebar ke barat sampe Bandung dan Jakarta dan gelombang tsumnaminya melibas sampe ke Bantul. Lagi-lagi Bantul....
Kabar gempa tersebut rupanya belum selesai, besoknya aku dapat info lagi, tsunami ! Inna lillaahi wa inna ilaihi raajiuun... Ya ALLAH, memang menurutku adalah wajar bila ENGKAU menegur bangsa kami yang telah lupa kepadaMU. Sungguh ya ALAH, teguranMU itu pada tempatnya. Bangsaku ini benar-benar sedang sakit parah.....

Di Pangandaran, maksiat telah tumbuh subur bagaikan cendawan di musim hujan tanpa ada hambatan sedikitpun. Kafe remang-remang sudah sedemikana banyaknya bertebaran di bibir pantai. Belum yang di rumah-rumah sewaan, di hotel-hotel dan di rumah-rumah lainnya. Dengan tumbuh suburnya maksiat pelacuran, otomatis mengundang maksiat-maksiat yang lain sebagai ikutannya, minuman keras, premanisme, judi dll.

Kembali ke gempa dan tsunami, adikku yang aku telepon dan sms punya cerita, dia seperti terlepas dari mimpi buruk atas bencana Pangandaran ini. Sehari sebelumnya, minggu 16 Juli 2006 dia disana untuk melihat festival layang-layang sedunia (betapa akan angat banyak sekali korban bila gempa itu datangnya hari minggu....). Dia pulang ke Ciamis kota sorenya dan kejadian itu, gempa itu, terjadi esok harinya, Senin 17 Juli 2006 dimana Hotel dimana tempat dia menginap runtuh! Ya ALLAH, syukur engkau telah selamatkan adikku.
Ceritanya lagi, orang-orang Pangandaran sendiri, saat gempa tejadi, mereka hampir tidak tahu. Mereka beraktifitas seperti biasa sampai dilihat sauatu saat tiba-tiba air laut surut. Mendadak, begitu ada orang yang sadar akan datangnya bencana, mereka lari sekencang-kencangnya menjauhi pantai, mereka tahu, sebantar lagi akan datang gulungan air laut yang akan datang menggulung apa saja yang dia lewati, Tsunami!
Walhail, seluruh kafe remang-remang di bibir pantai habis disapu gulungan ombak......

Hari hari ini, berita masalah bencana sudah seperti berita harian. Belum pulih gempa di Yogya, ada banjir di Sulsel, menyusul Gorontalo, Manado dan sekarang Pangandaran. Dan...... tadi malem, magrib, gempa di Selat Sunda pada 6,2 Skala Richter lagi. Ya ALLAH, ampunkan kami.....

7 comments:

Herli Salim said...

Alloh Maha Besar ia tdk butuh makhluknya, makhluknya lah yg butuh perlindungaNya. Mari kita terus mintakan ampunan dan cari terus ridlo Alloh. Janganlah Ia jadi murka krn kita lalai...

Shinkansen said...

badai pasti berlalu, dan berikutnya badai datang kembali. Itulah yang terjadi di negeri kita.., musibah..bencana ..datang silih berganti. ya Allah..,maafkanlah kami..bangsa kami...

Mang Dudung, ketika gempa dan tsunami di Ciamis (Pangandaran), sabar baru 3 hari mendarat kembali di Jepang. Betapa terkejutnya ketika seorang teman wartawan koran Yomiuri, menelepon dan bilang ke Sabar bahwa ada gempa dan tsunami di Jawa barat. Kemudian, sabar langsung telepon Ibu di Malang, dan menanyakan bagaimana keluarga di Ciamis. Ibu saat itu menjawab.., "iya sebentar..ini Ibu lagi mau telepon ke Ciamis". Alhamdulillah..kemudian Ibu mengabarkan bahwa famili di Ciamis masih dalam lindunganNya.

Setelah mendapat kabar dari Ibu, beberapa saat kemudian, teman wartawan Jepang tsb datang ke rumah, dan menanyakan bagaimana keadaan keluarga di Indonesia, dan nanya juga tentang gempa dan tsunami tsb. ya udah..tak Jawab seperti cerita dari Ibu, dan juga beberapa berita dari http://www.detik.com. Keesokan harinya..eh..nama Ibu juga masuk koran jepang (Yomiuri Shimbun).

Ada pertanyaan wartawan tsb yang sulit Sabar jawab. dia tanya gini.." menurut Sabar..apakah pemerintah Indonesia lambat penanganannya?". Saat itu jawab gini saja.." nggak bisa serta merta di katakan lambat..karena fasilitas dan sarana prasarana untuk pencegahan maupun penanganan bencana di Indonesia tidak sama dengan Jepang yang sudah sangat lengkap..". Tapi teman wartawan tsb tanya lagi.." Kamu tahu nggak..., badan meteorologi Jepang telah menginformasikan ke pemerintah indonesia kurang lebih 45 menit sebelum tsunami datang..., tetapi kenapa mereka diam saja?". Sabar jawab aja gini..."tanya saja ke pemerintah Indonesia..., jangan tanya saya kenapa begitu...tapi tolong..Anda jangan menjelek-jelekkan pemerintah Indonesia terus dong...". eh..si Wartawan hanya senyum2 saja...dan kemudian cuma tanya..."ada penggalanagan dana tidak..".

urang kertasari said...

Mas Sabar, itulah kejadian yang sebenarnya mungkin. Artinya, menurut mereka, mereka telah memberitahukan 45 menit sebelumnya dan pemerintah kita diam saja ? Itu sulit diamini kebenarannya, apakah memang benar begitu atau pemerintah kita yang lalai ?
Mudah-mudahan yang terbaik adanya buat kita....
Eh, btw, udah di Jepang lagi, jadi hampir 1 bulan yah di Malang. Beda ya ama jepang....
Sok, kabar-kabari lagi via beginian, soalnya kan echa sudah "tidur" blog-nya.

Shinkansen said...

Sabar di Malang nggak sampe 1 bulan, Mang. Hanya 14 hari saja..ijinnya hanya hanya segitu.
Insyaallah blognya Elsa nanti akan hidup lagi akhir November nanti. Barang2 pindahan termasuk komputernya Elsa masih dalam persiapan utk di kirim ke Indonesia. Sekarang baru selesai di pack, dan dokumen-dokumennya sedang dalam pengurusan. September nanti baru selesai legalisasinya dari KBRI Tokyo, lalu awal Oktober masuk pelabuhan Kobe, selanjutnya di kirim ke Indonesia pake kapal laut (sewa kontainer) dan di perkirakan sampe depan rumah minggu ke-2 atau ke-3 November. Jadi ya ..sekitar itu juga blognya Elsa akan punya "roh" lagi (*smile).

Herli Salim said...

Ass Sabar... Ini Mang Aang, putra Aki Ujang-adiknya Nini yg di Ciamis. Senang bisa dengar kabar ttg keluarga Malang. Salam buat Elsa, Elpin dan Avip. Gempa? Ah... kata yg mulai dan sangat akrab di telinga kita, soalnya sering sih,Aceh,Yogya,Ciamis,Banten, Sulawesi... Pemerintah kita? Ya betul itu jwbannya... rasanasionalisme hrs muncul. Jelek2 jg negeri sendiri. Sapa lg yg mo bela, tul ga?

Shinkansen said...

Mang Aang...Alhamdulillah kita bisa bertemu disini, walaupun masih di dunia maya. Mudah2han suatu saat nanti bisa jumpa di darat.

untuk Mang Dudung..., maaf, blognya jadi tempat chatting.

urang kertasari said...

Pak Prof., blog-nya sekarang di google juga. Bagus tuh, sok isi dengan catatan2 technologi atuh, cuman kalau isinya ttg chemistry, mang dudung mah buta euy...
sok sering presentasi diluar kitu ?
Mang aang, Par prof sekarang blognya baru di http://9999-hikari.blogspot.com
Tempat chatting? Why not?